Audio

Sunday, August 17, 2014

Saat Terakhir


Author : Black Ave
Pairing : SiHan
Genre : Angst, Romance
Summary : Hankyung seorang pelukis jalanan yang mencukupi kehidupannya dengan melukis. Suatu saat dia bertemu dengan pengusaha kaya bernama Choi Siwon. Tapi, hubungan mereka tak dapat bertahan lama karena Hankyung harus pergi meninggalkan semua kebahagian duniawinya.

~Happy Reading~


Seorang namja memasuki sebuah taman yang cukup ramai. Ia membawa peralatan-peralatan melukis. Ya, namja itu adalah seorang pelukis jalanan. Ia meletakkan peralatan melukisnya lalu duduk di sebuah kursi kecil yang telah ia bawa.
“Uhuk.. uhuk... apakah memang hari ini dingin atau kekebalan tubuhku yang semakin menurun?” gumam namja itu. Ia menjawab pertanyaannya dalam hati.
Namja tersebut mulai melukis pemandangan tepi danau dekat taman tersebut. Tanpa disadari seorang pemuda gagah nan tampan memandanginya dari jauh. Pemuda itu akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri pelukis tersebut.
“Permisi, bolehkah saya melihat Anda melukis?” tanya pemuda itu.
“Oh, boleh saja. Silahkan duduk.. uhukk.. maaf.” Kata namja pelukis itu.
Pemuda itu memperhatikan namja itu melukis. Gambar yang sungguh indah bagi sang pemuda.
“Maaf, bolehkah saya mengetahui nama Anda?” tanya sang pemuda dengan sopan.
“Hum? Hankyung imnida.” Jawab Hankyung sambil tersenyum.
“Choi Siwon imnida.” Kata pemuda yang bernama Siwon itu.
Setelah itu tak ada perbincangan di antara mereka. Tiba-tiba pandangan Hankyung mengabur. Darah segar keluar dari hidungnya. Tak lama kemudian Hankyung pingsan. Siwon menjadi melihat Hankyung yang pingsan.


~Saat Terakhir~


Hankyung terbaring di rumah sakit. Siwon dengan setia menunggu hingga namja itu sadar. Ia merasa bertanggung jawab atas pingsannya namja berkulit pucat itu.
Tak lama kemudian Hankyung pun terbangun.
“Saya.... ada dimana?” tanya Hankyung.
“Anda di rumah sakit. Anda pingsan saat melukis. Bagaimana keadaan Anda?” jawab Siwon tanpa mengurangi kesopanannya.
Hankyung terdiam.
“Apa dokter mengatakan sesuatu kepadamu?”
“Ya ada. Sebaiknya Anda istiraht terlebih dahulu. Dokter menyarankan begitu.” Kata Siwon menahan Hankyung yang ingin mendudukkan dirinya.
“Aku harus kembali berkarya. Uhukk.. hanya dengan melukis uhuk..uhukk.... aku bisa menghidupi diriku.” Jelas Hankyung.
“Dokter mengatakan kau harus beristirahat dan tak boleh keluar dari rumah sakit atau kau tak akan bertahan lebih dari 2 bulan!” Siwon berkata dengan penuh emosi. Ia tak mau kehilangan namja yang baru dikenalnya dalam waktu dekat itu.
Hankyung terdiam kembali. Ia... tak akan bertahan.. lebih dari 2 bulan? Hankyung menitihkan air matanya.
“Maaf hyung. Aku.. tak bermaksud..” Siwon ingin menghapus air mata Hankyung tetapi tangannya di tepis oleh Hankyung.
“Tak apa... di dunia ini memang tak akan pernah ada orang yang dapat selamat dari penyakit sepertiku ini.. hikss..  aku hanya ingin... hikss.. mengisi hari-hariku hiks.. dengan hal-hal yang membuatku senang.. agar hiks.. saat aku meninggalkan dunia ini hiks.. aku meninggal dengan bahagia hiks.. hikss..” kata Hankyung disela isakkannya.
“Jangan berkata seperti. Kau pasti bisa sembuh. Percaya itu.” Kata Siwon mencoba menyemangai Hankyung.
“Apa lagi?! Bukankah kau sudah dengar bahwa aku tak bisa hidup lebih dari 2 bulan?! Aku hanya manusia sampah yang tak berguna!! Percuma juga aku hidup!” Hankyung menutup wajahnya dengan tangannya dan menangis tersedu-sedu.
Kali ini Siwon yang terdiam.
“Hyung, kau pasti bisa sembuh. Kau harus yakin itu.. jangan kalah dengan penyakitmu hyung...” gumam Siwon. Siwon memeluk Hankyung.
“Ku tahu, kita baru kenal beberapa jam yang lalu. Tapi, entah kenapa... aku tak ingin melihatmu menyerah begitu saja.. jika memang suatu saat Tuhan akan mengambilmu, bolehkah aku menjadi sumber kebahagiaan baru untukmu, mengisi sisa waktumu di dunia ini? Setidaknya biarkan aku menemanimu..” kata Siwon. Hankyung mengangguk sebagai jawabannya.


~Saat Terakhir~


Siwon memasuki ruang rawat orang yang sangat ia sayangi.
“Hyung, lihat aku bawa apa?” kata Siwon yang menunjukkan sebuket bunga lily kesukaan Hankyung.
“Bunga lily kesukaanku.. gomawo Wonnie..” Hankyung tersenyum dan mengambil buket bunga tersebut.
“Kau suka hyung?”
“Kau tahu jawabannya,”
Siwon tersenyum mendengar jawaban Hankyung. Ia menatap namja itu. Namja itu tetap terlihat manis walaupun kulitnya sudah pucat dan memakai topi untuk menutupi kepalanya yang sudah tak berambut lagi.
Sebenarnya apa penyakit namja itu?

~Flash Back~

“Keluarga dari Hankyung-ssi?” tanya seorang dokter.
“Saya teman dekatnya.” Jawab Siwon.
“Mari keruangan saya sebentar.” Kata sang dokter lalu berjalan ke ruangannya diikuti oleh Siwon.

“Sebenarnya apa penyakitnya?” tanya Siwon penasaran.
“Leukimia stadium akhir.” Jawab sang dokter.
Siwon terdiam mendengar perkataan sang dokter.
“Ia tak pernah menceritakannya kepadamu?  Namja itu terlalu tertutup..” dokter menghela nafasnya.
“Ia sudah memiliki penyakit ini 4 tahun lalu. Karena telat diketahui penyakitnya sudah memasuki stadium 2. Ia berasal dari keluarga yang bukanlah orang berada. Ia hanya menyanggupi untuk kemoterapi selama 1 tahun. Karena tak ingin menyusahkan keluarganya ia pergi tanpa di ketahui siapa pun. Ia sudah sering keluar masuk rumah sakit ini sejak 4 tahun lalu. Ia meminta agar saya tak memberitahu keberadaannya kepada keluarganya. Semua keluarganya sudah mengira bahwa ia telah meninggal dunia. Tetapi, selama ini namja itu tinggal di tempat yang berbeda-beda agar tak dapat diketahui oleh keluarganya. Tak sedikit orang-orang menemukannya pingsan di taman ketika melukis. Dulu dia sangat menyukai seni tari. Tetapi karena stamina tubuhnya semakin menurun ia memilih mencari hobi baru yang tak membuang banyak tenanga dan tidak terlalu membuatnya kelelahan. Dan akhirnya ia menjadi seorang pelukis jalanan yang mungkin sudah pas-pas-an untuk membeli kebutuhan hidupnya, berupa makan dan obat-obatan.” Jelas sang dokter.
Siwon tertegun mendengar penuturan sang dokter.
“Dari semua orang yang menolongnya, mereka hanya membiayai administrasi awal sebelum namja itu di rawat. Selebihnya tak ada yang peduli padanya. Karena ia selalu berada di luar lingkungan rumah sakit / tempat tinggal daya tahan tubuhnya semakin menurun dari waktu ke waktu. Mungkin ia hanya dapat bertahan 2 bulan jika di rawat sungguh-sungguh di rumah sakit. Tetapi, kalau dibiarkan di lingkungan bebas, hidupnya tak lebih dari 1 bulan.” Lanjut sang dokter.
“Apa tak ada hal yang bisa kita lakukan agar dia dapat sembuh?” tanya Siwon.
“Sayangnya tidak.. kemoterapi pun sudah tak dapat menyembuhkannya.” Jawab sang dokter dengan mimik sedih.
“Dia adalah orang yang periang sebelum ia mendapat penyakit ini. Sayangnya kau akan jarang melihatnya tersenyum. Ia menjadi tertutup karena penyakitnya.”
“Baiklah jika begitu yang akan terjadi. Aku akan membiayai semua pengobatannya. Aku juga akan menemaninya dan membuatnya riang seperti dulu.” Siwon memutuskan tindakannya.
Sang dokter tersenyum. Ia pun akan berusaha agar dapat membebaskan Hankyung dari penyakitnya.

~Flash Back Off~

Siwon merasa senang. Ia dapat mengembalikan senyum Hankyung yang sudah hilang sejak lama.
“Hyung, aku ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“Apa itu? Katakan saja.”
“Saranghae hyung..” Hankyung terdiam. Sedetik kemudian ia tersenyum.
“Nado saranghae, Wonnie.” Siwon mendekap Hankyung, seakan Hankyung adalah sebuah benda rapuh yang jika ia terlalu kasar pada benda itu, benda itu akan hancur menjadi debu.
Pada hari itu mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih.
“Hyung, mau ketaman?”
“Tentu. Aku terlalu bosan berdiam diri dikamar.” Kata Hankyung lalu memanyunkan bibirnya.
“Hahaha, jangan begitu hyung sayang.” Siwon mencium bibir Hankyung sekilas.
Hankyung menunduk. Menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Siwon mendorong kursi roda mendekati kasur yang di tempati Hankyung.
“Hyung lucu sekali..” goda Siwon sambil menggendong Hankyung, memindahkan namja manis itu ke kursi roda.
“Ya ya ya, aku tau Siwonnie.” Kata Hankyung yang sudah bosan di gombali namja kekar itu

Mereka pun pergi ke taman di rumah sakit. Hankyung melihat-lihat ke sekeliling taman. Walau tak seindah taman tempat ia melukis, ia tetap senang.
“Hyung, ingin mengambar sesuatu?” tanya Siwon.
“Um.. ne, mungkin pemandangan taman ini bagus juga untukku gambar.” Jawab Hankyung.
Siwon mengambil peralatan menggambar yang biasa Hankyung gunakan lalu menempatkannya di hadapan namja manis itu.
“Wonnie, coba kau duduk di kursi itu.” Hankyung menunjuk sebuah kursi di depannya. Tepat berada di depan sebuah air mancur. Siwon pun menurutinya.
“Nah, begitu.. terus seperti itu ne.” Kata Hankyung sambil tersenyum. Ia pun mulai melukis Siwon yang sedang duduk di hadapannya. Siwon tersenyum sambil menatap Hankyung yang sedang menggambar. Walau ia tersenyum tatapannya kepada Hankyung terlihat begitu menyakitkan, seakan-akan ia akan kehilangan namja itu tak lama lagi. Dan memang itu kenyataannya. Ia akan kehilangan namja itu untuk selamanya.

“Sudah jadi~” kata Hankyung dengan nada riang. Siwon hanya tersenyum lalu menghampiri Hankyung. Ia memandangi gambar Hankyung. Persis seperti aslinya.
“Bagaimana?” tanya Hankyung menatap Siwon.
“Bagus kok, kau sangat hebat dalam menggambar hyung.” Puji Siwon.
“Ah~ gomawo..” kata Hankyung senang.
Siwon berusaha tersenyum dihadapan Hankyung. Tak lama lagi, ia sudah tak dapat melihat senyum Hankyung.
“Hyung, tutup matamu.”  Kata Siwon.
“Huh? Untuk apa??” tanya Hankyung.
“Sudah, turuti saja.”
Hankyung pun menutup matanya.
“Nah, sudah.. memangnya ada apa?” tanya Hankyung penasaran.
Siwon memasangkan sebuah kalung yang terdapat huruf ‘SH’.
“Buka matamu, hyung.” Hankyung membuka matanya dan memegang kalung yang di pasangkan oleh Siwon.
“SH? Siwon Hankyung?” tanya Hankyung yang sedikit bingung. Siwon tersenyum lalu menangguk.
“Aigoo~ gomawo Wonnie..” Hankyung memeluk Siwon.
“Tidak perlu berterima kasih, hyung.” Balas Siwon lalu membalas pelukan Hankyung.
“Tidak, itu harus kuucapkan..” kata Hankyung lalu menatap Siwon.
“Kau telah menjadi cahaya baru dalam hidupku, kau juga yang telah memberiku kebahagiaan selama ini, kau juga yang telah menemaniku sampai aku dapat bertahan selama ini. Kau juga lah yang telah mengisi kekosongan hari-hariku dan hatiku. Kau terlalu baik untukku, sampai membuatku tak ingin meninggalkanmu. Kau telah membuatku belajar menghargai hidupku, membuatku belajar untuk mencintai orang lain dan diriku sendiri. Kau telah mengajarkanku apa arti dari sebuah kehidupan itu. Tentu saja aku harus berterima kasih kepadamu.” Kata Hankyung sambil tersenyum.
“Terima kasih untuk semuanya.”
“Terima kasih juga telah mau menjadi permaisuri di hatiku.”
Siwon mendekatkan wajahnya, lalu mencium bibir Hankyung dengan lembut. Ciuman yang penuh perasaan dan kasih sayang. Tak ada nafsu maupun hasrat dalam ciuman mereka. Siwon pun melepas ciuman mereka dan tersenyum.
“Sudah hampir malam, kau harus balik ke kamar hyung.”
“Kamar? Haahh.. baiklah~ kajja.” Jawab Hankyung dengan nada kecewa.

~Saat Terakhir~

Hari ini adalah hari yang membahagiakan. Hankyung dan Siwon mengadakan pertunangan. Walau di dalam ruang rawat Hankyung, prosesi pertunangan itu berjalan lancar. Mereka pun sudah resmi bertunangan.
“Chukkae hyung..” ucap Ryeowook seorang namja imut kepada Siwon. Ryeowook berusahan agar tangisannya tidak keluar karena melihat sepasang kekasih yang bisa dikatakan memiliki hubungan yang rumit ini. Ikatan cinta diantara mereka sangat kuat. Mereka tetap terlihat tegar walau mereka akan terpisah tak lama. Yesung yang menyadari itu mendekap Ryeowook dan mengelus-elus punggung namja mungil itu.
Teman-teman dekat Siwon yang menghadiri itu sudah tak dapat membendung tangisnya.
“Kenapa.. kalian menangis?” tanya Hankyung bingung.
Mereka tak dapat menjawab.
“Kalian... kalian berdua telah membuat kami kagum. Kisah cinta kalian sungguh lah rumit. Walaupun begitu, kalian berhasil melalui berbagai masa-masa sulit dengan kekuatan cinta kalian yang luar biasa. Kami..” seorang namja berwajah angelic sudah tak dapat menahan tangisnya lebih lama. Ia memeluk Hankyung erat.
“Kami harap Tuhan akan berbaik hati dan membiarkanmu bertahan lebih lama.” Kata mereka semua bersamaan. Siwon yang sedari tadi diam kini menitihkan air matanya. Melihat teman-temannya, dan menyadari waktunya bersama Hankyung tak akan bertahan lama.
Hankyung menyadari apa yang orang-orang itu tangisi, ia pun tersenyum.
“Tenang lah.. kami pasti akan bisa bertahan lebih dari ini. Kalian harus yakin itu!” kata Hankyung memberi semangat kepada orang-orang di kamar itu. Perlahan-lahan semua orang mulai tersenyum dan mengangguk.
“Ya kami yakin.” Gumam mereka.


Semakin lama keadaan Hankyung semakin memburuk. Siwon selalu dengan setia menemani Hankyung. Siwon terlihat resah melihat Hankyung yang terus terlelap sejak 2 hari yang lalu. Ia tak mau kehilangan namja itu terlalu cepat. Setidaknya biarkan ia mengucapkan selamat tinggal untuk namja manis itu. Siwon menggenggam tangan Hankyung erat dan terus menciumi punggung tangan Hankyung yang sudah terlihat sangat pucat.
“Hyung, sadarlah.. secepat itukah engkau akan meninggalkanku? Tak inginkah dirimu melihatku untuk terakhir kalinya?” gumam Siwon. Detak jantung Hankyung semakin melemah. Siwon tak dapat membendung tangisnya lebih lama.
Siwon menunduk. Ia tak ingin melihat Hankyung yang keadaannya membuatnya merasakan sakit yang teramat dalam di hatinya.
Sebuah keajaiban terjadi. Hankyung bangun dari tidur panjangnya. Ia melihat Siwon yang menangis dihadapannya.
“Siwonnie..” panggil Hankyung.
“Hyung? Ne hyung?” Siwon segera menoleh dan mempererat genggaman tangan mereka.
“Jangan menangis. Kau membuatku tak tega meninggalkanmu. Jaga dirimu baik-baik, jangan tangisi kepergianku, maafkan aku tak dapat menemanimu lebih lama, carilah penggantiku.” Ucap Hankyung menatap Siwon dengan tatapan sendu.
“Hyung.. aku tak bisa mengganti posisimu dalam hatiku. Biarkanlah aku tetap mencintaimu sampai kapan pun.”
“Baiklah, jika itu maumu. Aku tak akan memaksa. Berhentilah menangis Wonnie. Buat aku terlelap dengan kebahagiaan. Aku tak ingin terlelap di akhiri dengan tangisanmu.” Hankyung menghapus air mata Siwon dan tersenyum. Siwon pun tersenyum. Ia ingin Hankyung tidur saat melihat senyumnya, bukan tangisannya.
“Semoga kau bahagia disana.. jangan lupakan aku,hyung.” Kata Siwon.
“Tentu tidak, Wonnie. Saranghae..”
“Nado saranghae, hyung..” Siwon mencium bibir Hankyung untuk terakhir kalinya. Hankyung memejamkan matanya saat Siwon menciumnya. Detak jantung Hankyung telah berhenti.
Siwon melepaskan ciumannya. Ia menatap Hankyung penuh kasih sayang. Hankyung telah pergi, meninggalkan Siwon di dunia ini.
“Izinkan aku menikahinya sebelum ia dikuburkan.” Kata Siwon kepada sang dokter yang menemani mereka.
“Kau sudah di izinkan.” Kata sang dokter.

~Saat Terakhir~

Pernikahan itu berjalan dengan lancar. Di akhiri tangisan para hadirin yang kagum dan juga terharu atas kisah cinta kedua anak manusia itu. Pernikahan yang khidmat tetapi, terlihat sangat menyakitkan.
Hankyung di dandani seperti pengantin perempuan yang sangat cantik dengan wajah yang pucat itu. Selama pernikahan berlangsung, Hankyung dibaringkan di dalam peti.
Akhirnya Siwon dan Hankyung menjadi sepasang suami-istri. Walau Siwon akan menjalankan hari-harinya tanpa keberadaan sang istri.
Setelah misa pernikahan mereka berdua, dilanjuti dengan misa sebelum mengantarkan Hankyung ke tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah misa ke 2 selesai, orang-orang bergotong royong membawa peti yang di tempati Hankyung lalu menguburkan namja itu. Para hadirin pernikahan itu juga menghadiri acara pemakaman Hankyung. Setelah peti di tutupi tanah, perlahan-lahan orang-orang mulai pergi dari pemakaman tersebut, kecuali Siwon. Siwon bersimpuh didepan nisan. Ia mengelus-elus batu nisan tersebut.
“Satu jam saja aku sudah dapat mencintaimu, tapi untukku, melupakanmu butuh waktu yang cukup lama, mungkin.. sampai akhir hayatku. Aku hanya ingin mengucapkan selamat jalan, hyung. Saranghae.” Ucap Siwon lalu mencium batu nisan itu.
Tanpa ia sadari sebuah cahaya putih berada di belakangnya.
“Nado saranghae, Wonnie..”
Ketika Siwon berbalik, cahaya itu lenyap dalam sekejap. Siwon merasa menginjak sesuatu. Ia melihat sebuah kalung bertuliskan ‘SH’. Ia mengambil kalung tersebut dan memakainya.
“Aku tahu kau tak akan meninggalkanku, hyung.” Siwon pergi dari pamakaman tersebut.

~E.N.D~

Need Comment, guys! 

No comments:

Post a Comment